Assalamualaikum semua
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya saat membuat surat sehat
jasmani dan surat bebas narkoba dari Rumah Sakit Umum di Daerah saya. Saya
mendatangi ke RSUD sendiri kemudian langsung menuju ke satpam untuk meminta
bantuan informasi. Alkhamdulillah Satpam di RSUD tersebut lumayan membantu dan
saya dibantu untuk mengambil nomor antrean yang dijaga oleh seorang bapak-bapak
berpakaian PNS. Saya datang ke RSUD tersebut pukul 09.45 dan mendapat nomor antrean 225, padahal
saat itu juga nomor antrean yang terpanggil baru nomor 142. Batin saya “mau
sampai kapan ini” hhe.
Ya saya tetap menunggu berdiri, karena kursi tunggu di RSUD tersebut
sudah penuh pasien yang menunggu juga. Saya bukanlah satu-satunya yang menunggu
antrean dan tidak mendapatkan kursi duduk, tetapi banyak pasien lain disitu
yang juga berdiri bahkan banyak juga yang “glosoran” dilantai. Selang beberapa
menit, saya dipanggil bapak-bapak berpakaian PNS yang tunggu nomor antrean
tersebut. Bapak tersebut memberikan bantuan kepada saya dengan menukar nomor
antrean dengan nomor yang lebih kecil. Tadinya saya mendapatkan nomor 225
kemudian ditukar dengan nomor 185. Alkhamdulillah dapat bantuan, batin saya. Tetapi
disisi lain saya bertanya-tanya kok nomor antrean bisa di”permainkan”, jangan –
jangan nomor nomor kecil................... ah sudah lah positif thinking saja.
Padahal pada saat yang hampir bersamaan ada bapak-bapak yang sepertinya dari
jauh, datang kesiangan bersama orang tuanya yang mau berobat di poli saraf mendapat
nomor besar dan diinfokan dokternya pun kebetulan hanya melayani hingga nomor
100an saja. Bapak-bapak tersebut langsung lemas, dan bilang sudah tiga hari ini
dia datang ke RSUD dan selalu gagal dikarenakan mendpat nomor antrean besar. Saya
sendiri juga tak bisa berbuat apa-apa, mau saya tukar dengan nomor saya pun
tidak akan berefek karena nomor antrean saya lebih dari 100. Bapak-bapak itu
kemudian pulang. Sedih saya melihat nya. Dalam batin saya semoga esok hari
bapak tersebut datang lebih pagi dan bisa segera berobat kemudian sembuh. Ya beginilah
potret RSUD kita. Orang sakit sudah susah tetapi masih ketambahan susah.
Lama antre berdiri, saya berpindah ke teras depan dan duduk. Dan ahirnya
terpanggilah nomor antrean 185. Alkhamdulillah akhirnya mendapat pelayanan. Saya
menuju ke pendaftaran disana saya ditanya tanya sakit apa dan apa keperluannya.
Saya menjawab ingin membuat surat sehat jasmani dan surat bebas NAPZA. Dari situ
saya diberikan secarik kertas rekomendasi untuk menuju ruang poli tumbuh
kembang anak. Di poli tumbuh kembang anak ini saya menyerahkan kertas tadi dan
menunggu antrean lagi. Setelah sekitar 15-20 menitan nama saya terpanggil dan
saya masuk ke ruangan. Disitu saya ditanya tanya oleh dokternya mengenai untuk
apa membuat surat sehat jasmani, ditanya tinggi badan, berat badan dan golongan
darah. Dokter tersebut menulis pada form kertas lagi dan merekomendasi saya
untuk selanjutnya ke bagian poli jiwa. Saya langsung menuju ruang poli jiwa,
sesampainya disana saya menyerahkan lagi kertas tadi yang dari dokter tumbuh
kembang anak tadi. Saya duduk di tempat duduk antrean. Setelah 10 menit nama
saya pun terpanggil, disitu saya ditanya-tanya mengenai NAPZA dan kemudian
disuruh untuk menuju LAB (laboratorium). Saya bergegas jalan menuju ruang LAB-RSUD
tersebut. Sampai didepan LAB, masyaAllah antreannya
banyak banget. Saya menyerahkan kertas dari poli jiwa kepada petugas LAB dan
menunggu untuk dipanggil. Sekitar 20-25 an menit saya menunggu, nama saya
akhirnya terpanggil. Saya diarahkan menuju toilet untuk memberikan air kencing
untuk di tes. Saya keluar lagi untuk menunggu hasil LAB. Saat itu saya berdo’a
semoga saya negatif NAPZA karna memang saya tidak pernah menyalahgunakan
obat-obatan. 15 an menit menunggu keluarlah hasil LAB. Alkhamdulillah saya
bebas NAPZA (negatif NAPZA). Saya kembali lagi menuju poli jiwa membawa hasil
LAB itu. Untuk diberikan surat resmi bebas NAPZA. Surat resmi sudah pun jadi,
tetapi saya diminta untuk menuju kasir dulu untuk membayar administrasi. Saya menuju
kasir, saya bertanya-tanya kepada orang karna saya tidak tahu kasirnya ada
dimana. Kemudian ke BANK untuk membayarkannya. Dalam pembuatan tersebut saya
habis 135 Ribu rupiah. Setelah mendapat kertas bukti pembayaran saya balik lagi
ke poli jiwa. Dan dari dokter yang ada di poli jiwa saya diberikan surat sehat
jaswamani dan surat bebas NAPZA. Tetapi perjuangan ini belum selesai. Saya masih
diarahkan menuju ruang bagian umum RSUD tersebut untuk meminta CAP legalisir. Saya
naik tangga ke lantai dua menuju ruang bagian umum dan mendapatkan cap.
Seperti tidak ada akhir-akhirnya proses itu, dan akhirnya finish sudah
perjuangan membuat surat itu. Tepat azan duhur berkumandang maka saya sekalian
solat duhur.
RSUD tersebut adalah RSUD Wonosari Gunungkidul
Kritik dari saya untuk RSUD Wonosari :
1.
Tolong ditambah tempat duduk untuk pasien yang
mengantre
2.
Sistem nomor antrean mohon dibenahi (sepertinya
petugas ada yang main-main)
3.
Pasien kebingungan alurnya sangat melelahkan,
mohon dibuatkan sistem yang nyaman
4.
Keramahan petugan mohon dievaluasi.
Nah begitulah pengalaman saya tentang pembuatan surat sehat jasmani dan
surat bebas narkoba
Maturnuwun....