Makanan Sego Tumpang adalah makanan khas orang Gunungkidul lebih tepatnya daerah Desa Piyaman Wonosari. Sego tumpang memiliki ciri khas tersendiri karen makanan ini tidak menggunakan piring sebagai alasnya melainkan menggunakan daun Jati.
Iya.... daun jati. Mungkin sebagian dari anda para pembaca yang mengetahui daun jati pasti kaget karna tau kalau daun jati itu gatal teksturnya. Tetapi dalam penyajian makanan ini justru menggunakan daun tersebut. Salah satu faktor mengapa sejak dahulu menggunakan daun jati adalah karena di Gunungkidul keberadaan pohon jati ini dapat dijumpai disegala penjuru kabupaten terluas di Provinsi D.I.Yogyakarta ini. Faktor pendukung lainnya mengapa daun tersebut yang dipakai, adalah karena teksturnya yang cukup ulet (keadaan dari dipetik sampai layu), juga lebar daun yang cukup pas untuk alas makanan.
Daun jati itu tidak serta merta langsung digunakan hlo, tetapi harus dipilih daun yang utuh dan tidak sobek (atau rusak). Setelah dipetik dari pohonnya, daun itu dilap (dibersihkan dengan kain bersih) terlebih dahulu untuk menghilangkan tekstur gatal di permukaan daun itu. Kemudian ditata rapi untuk nantinya digunakan membungkus nasi itu (Sego tumpang).
Bahan-bahan sego tumpang ini cukup unik dan beraneka ragam isi sayurannya hlo... Sego tumpang ini berisi Nasi (Sego dalam bahasa jawa), Gudangan, dan tahu/tempe bacem yang legit rasanya. Gudangan adalah nama makanan yang terbuat dari bayam dan daun pepaya, toge yang dari kedelai, serutan pepaya muda, dan dicampur dengan membumbui parutan kelapa yang sudah bercitarasa khas gudangan (semua sayur sudah dikukus).
Penyajian sego tumpang ini tidak langsung jadi seperti nasi kotak atau yang lain yang siap santap, tetapi sego gudangan ini disajikan hanya saat ada pembeli memesan. Jadi harus memesan terlebih dahulu barulah dibuatkan sego tumpang ini. dalam menyajikan, biasanya penjualnya mengambil dahulu alasnya berupa daun jati yang sudah siap tadi, kemudian mengambil nasi hangat dari “bakul” atau wadah nasi tradisional. Nasi itu ditaruh diatas daun tersebut. Biasanya penjual sego tumpang saat menyajikan menggunakan tangan kirinya untuk menopang saat penyajian dan menggunakan tangan kanannya untuk mengambil bahan-bahan dan menyusun hingga jadi. Setelah nasi tadi sudah terambil, kemudian diambillah gudangan dan bumbu parutan kelapa yang bercita rasa itu. Lalu ditambahkanlah tahu/tempe bacem yang legit rasanya. Untuk finishingnya, biasanya ditambahkan gorengan satu dan diakhiri dengan ditipat (ditelungkupkan) sehingga daun itu membungkus isinya. Nah, tahukah anda dalam pembungkusan ini tidak menggunakan “bithing” atau semacam tusuk gigi hlo,,, melainkan cukup menggunakan pangkal daun yang ditembuskan ke ujung yang lain. Itu cukup kuat dan sudah terbukti sejak dahulu.
Saya adalah salah satu penggemar sego tumpang ini. rasanya khas dan nikmat untuk sarapan. Nasi yang anget dan porsi yang pas, sangat enak untuk memulai hari yang penuh semangat positif. Di lingkungan saya, di dusun Piyaman Wonosari ini, untuk menemukan makanan tersebut anda bisa datang di pasar Pahing yang terletak di dusun Piyaman 2 Wonosari. Pasar ini ada hanya saat hari Pahing saja (hari Jawa). Atau apabila kepepet harus mencicipi segera pas tidak hari Pahing, anda bisa datang di dusun Piyaman I Wonosari saat pagi hari. Disitu ada nenek-nenek (simbah-simbah) yang menjual sego tumpang saat pagi dan berkeliling. Anda bisa juga mencegatnya di perempatan kartokalio Ngerboh sekitar pukul 07.00 pagi.
Alkhamdulillah makanan ini khalal dan pastinya murah meriah banget.
Sekian tersebut sharing dari saya.
Salam kenal dan tetap sehat ya.
#belajar #nulis #asyik
Instagram : gunawanbudi_utomo
sego tumpang |
sego tumpang khas wonosari |
No comments:
Post a Comment