Korupsi Kecil Di Dunia Parkir
Surat untuk Dinas Terkait (yang mengurusi dunia
perparkiran Jogja)
Assalamualaikum semua pembaca yang berbahagia,
selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Kali ini saya akan bercerita dan
menyuarakan aspirasi semua orang yang mengalami khususnya saya sendiri melalui
blog ini. Pada tanggal 28 Desember 2015 lalu, tepatnya pukul 1 siang, saya
pergi ke toko buku (soping gitu sih orang-orang menyebutnya) di timur taman
pintar Jogjakarta. Saya berniat untuk membeli LKS untuk keperluan ngajar LESPRIVAT. Nah sampai di lokasi, drama pun dimulai. Seperti biasa saya memarkir kendaraan
dan disuruh bayar parkir. “Pinten pak parkirnya ?” tanyaku pada tukang parkir
itu. Aku melihat pak parkirnya memegang karcis tetapi karcisnya ditekuk agar
saya tidak melihat angka harga parkirnya. “3000 mas, parkirnya” jawab pak
parkir tadi. Busyet batinku mahal banget. Ini tukang parkir mau mempraktekan
korupsi seperti para koruptor di senayan apa ya. Wah ini saya tidak bisa
tinggal diam ni. Nah, karena saya sudah tau harga biasanya yaitu Rp 2000 per
motor, aku kerjain saja itu tukang parkir. Aku keluarin saja uang Rp 50000
untuk membayar. “waduh mas ,sing kecil saja uang nya, tidak ada kembalian mas”,
kata pak parkir tadi. Langsung saja saya buka dompet dan nunjukin ke tukang
parkir itu. “ni pak hanya ada lembaran merah dan biru di dompet saya”, gitu
kataku pada nya. Bapaknya langsung menyerahkan karcis yang ditekuk tadi dan bilang
kalau nanti saja bayarnya kalau pulang sambil terlihar grogi. Saya terima
karcisnya dan saya buka ternyata tertulis dari dinas daerah setempat yaitu Rp
2000. Betapa jengkelnya saya waktu itu. Bukan mempermasalahkan uang seribu itu,
tetapi jengkel kenapa tukang parkir itu melakukan korupsi kecil kecilan, apa
dia tidak memikirkan uang-uang haram itu akan masuk menggerogoti keluarganya. “lha
ini tertulis Rp 2000 pak, jare tadi Rp 3000, mau menyelewengkan ya pak” kataku
nada tegas pada si tukang parkir itu. Sambil grogi karena kedoknya ketahuan,
tukang parkir itu menjawab “iya mas, maaf, lha ini musim liburan e”.
Langsung saja saya ke toko tujuaan sambil menepuk
pundak pak tukan parkir tadi dan bilang “ya terserah pak, saya tak beli buku
dulu”. Setelah beli buku, saya ke tempat parkir lagi dan bertemu tukang parkir
yang tadi lagi. “yang mana motornya mas ?” tanya dia. “kae pak sing Jupiter
Merah”, jawabku. Bapaknya langsung memindahkan motor saya. Kemudian dengan nada
bercandaan saya tanya ke dia, “jadinya berapa pak ? 2000 atau 3000 ?”. Bapaknya
menjawab sambil tertegun malu karna kepergok “2000 wae mas”. Saat itu saya
berhasil membikin dia merenung, ya semoga dia tidak mengulangi lagi. Langsung saya
mengeluarkan uang Rp 3000 dan saya berikan ke pak parkir tadi. Saya merasa
kasihan, ternyata orang kecil seperti dia bisa korupsi juga ya dengan cara
menaikan harga parkir yang jelas-jelas tidak sama dengan yang tertulis
dikarcis.
Saya yakin kejadian serupa banyak yang mengalami,
tetapi semua hanya pasrah saja dan menganggap hanya selisih seribu jadi wajar. Menurut
logika saya, ini bukan masalah seribu atau uang kecil, tetapi ini masalah moral
dan masalah kepribadian orang yang bisa berdampak dimasa yang akan datang. Para
pembaca yang berbahagia, kejadian ini sering terjadi di parkiran sepanjang jalan
Malioboro Jogjakarta. Jadi mohon dinas terkait untuk menertibkan atau bisa
mendisiplinkan para tukang parkir yang nakal itu. Kalau kita biarkan, mari
bersiap untuk hancurnya negeri tercinta ini.
Sekian dari saya
Wassalamualaikum ,,,,
IG : Gunawanbudi_utomo
BBM : 5544df27
WA : 087738119247
Email : Hernandesgunawan@gmail.com
FB : Gunawan Budi
No comments:
Post a Comment