Tradisi Rasulan di Gunungkidul
Di berbagai daerah di Indonesia pasti mempunyai
tradisi masing-masing dan berbeda-beda. Indonesia sangat kaya akan budayanya,
dari sabang sampai merauke begitu beragam budaya masyarakatnya. Kita patut
bangga menjadi warga Negara Indonesia. Kita harus bangga dengan kekayaan budaya
yang kita miliki.
Kali ini saya sebagai penulis akan berbagi
pengalaman dan informasi tentang kebudayaan di kabupaten saya. Saya tinggal dan
besar di kabupaten Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul terletak di tenggara kota
Yogyakarta, jaraknya kurang lebih 35 km. kabupaten Gunungkidul ibukotanya
adalah kota Wonosari.
Dangdut Piyaman |
Kebudayaan yang ada di kabupaten Gunungkidul yang
setiap tahun setiap desa menyelenggarakannya adalah Rasulan. Pada awalnya,
Rasulan di kabupaten Gunungkidul biasanya diselenggarakan setelah panen raya
pada bulan-bulan Juli sampai dengan bulan Oktober. Saat ini rasulan sudah
berakulturasi dengan kemajuan zaman, karena waktu diadakanya sudah menurut
kesepakatan setiap desa masing. Rasulan adalah bersih desa yang dilakukan warga
Gunungkidul sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
hasil bumi dan rezeki.
Di bulan September ini, desa saya yaitu desa piyaman
menyelenggarakan bersih desa Rasulan, tepatnya pada tanggal 14-15 September
2014. Desa piyaman 2 tahun ini menyelenggarakan rasulan sangat meriah
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini, acara rasulan di desa
saya dibuka dengan acara dangdutan dari Ibukota Yogyakarta. Banyak bintang tamu
yang dihadirkan oleh pihak panita. Dangdutan di desa saya diselenggarakan pada
malam minggi (tanggal 13 September). Saat Dangdutan di mulai,
berbondong-bondong remaja dari berbagai daerah dan berbagai dusun berdatangan.
Banyak yang bersama gerombolannya bersama-sama dan berkumpul bersama.
Dangdutan terselenggara atas antusias karangtaruna
dari desa piyaman. Saya sebagai penulis yang suka mengabadikan momen khusus,
ikut antusias datang ke dangdutan. Saya melihat banyak orang berkerumun dan
loncat –loncat bersama mengikuti irama dangdut. Saya juga melihat sekelompok
orang minum-minuman (mungkin mabuk). Saya heran dengan fenomena malam itu,
banyak orang dan banyak yang tidak sadar. Tetapi saya menggambil sisi
positifnya saja, saya bisa menyaksikan pengalaman pertama kalinya itu. Artis
dangdut yang ditampilkan pun sangat waW. Bisa kawan-kawan lihat dalam foto-foto
yang berhasil saya abadikan.
Kembali ke topic tentang rasulan, rasulan di desa
saya dilanjutkan pada tanggal 15 September 2014 siang hari. Siang itu diadakan
jathilan. Jathilan adalah suatu kesenian rakyat berupa kuda lumping dengan
dibumbui aroma gaib yang tak kasap mata. Banyak yang menonton jatilan siang itu
sampai sore hari. Dari anak-anak, remaja, hingga simbah-simbah. Rasulan memang
ajang tontonan murah yang ditunggu-tunggu oleh semua orang khususnya di
Gunungkidul. Malam nya masih ada tontonan berupa Jathilan pula tetapi tempat
diadakannya di dusun Piyaman 2. Malam harinya sangat rame dan banyak yang
menonton.
Jathilan |
kesenian Reog |
Berikut Foto-foto momen Rasulan di Kabupaten Gunungkidul :
Visit Piyaman Gunungkidul 2016
No comments:
Post a Comment