Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday 7 February 2013

Contoh artikel


gunawan budi utomo
NAMA                  : GUNAWAN BUDI UTOMO
KELAS                 : B
NIM                      : 12006096
PRODI                  : PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEMESTER         : 1
MATA KULIAH  : BAHASA INDONESIA





Anak x Televisi = ?
Apakah anda sudah memiliki anak? atau dirumah anda terdapat anak-anak? Peluang jawaban dari pertanyaan tersebut bisa jadi anda sudah memiliki anak dan atau di rumah anda terdapat anak-anak. Membicarakan tentang anak-anak, seperti keseharian anak-anak, kebiasaan anak-anak dan juga perilaku anak-anak tentu tidak ada habisnya. Sangat asyik membicarakan soal anak. Oleh karena itu saya mengambil tema tentang anak-anak, dan itulah yang akan saya sampaikan dalam artikel ini. Lalu mengapa artikel ini saya beri judul ( Anak x televisi = ? ) ? yang pertama, karena saya ingin memadukan Bahasa Indonesia dan Matematika agar keduanya lebih akrab dan bersahabat, dengan cara menyelipkan symbol yang ada diMatematika ke dalam artikel ini. Seperti symbol “perkalian” ( x ) dan symbol “samadengan” ( = ). Alasan yang kedua, karena anak-anak yang ada dimanapun sangat suka dan gemar menonton televisi sehingga menarik untuk diangkat menjadi sebuah artikel. Kemudian alasan yang ketiga, sesuai dengan judul tersebut yaitu anak dikalikan televisi samadengan tanda tanya, bisa difilosofikan saat anak-anak sedang menonton televisi. Dimana dia akan memproses apa saja yang dia tonton ditelevisi tersebut, kemudian efek dan dampaknya setelah dia menonton televisi bisa saja positif dan juga bisa saja negative. Maka hasil akhirnya setelah menonton televisi samadengan “tanda Tanya” ( = ? ). Karena efek dan dampaknya masih tanda tanya, sehingga tidak kalah  menarik untuk kita bahas dalam artikel ini.
Selanjutnya marilah kita masuk ke intinya, tetapi sebelum kita membahas anak dan menonton televisi, tidak ada salahnya apabila kita mengenal terlebih dahulu tentang televisi. Dalam Wikipedia Indonesia, televisi atau juga disebut pesawat televisi merupakan sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suaranya, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Sejak kemunculannya, televisi diibaratkan seperti munculnya roda, yang mana sangat berpengaruh dalam merubah peradaban dunia.
Kita sangat bersyukur dengan adanya televise dan acara-acara yang ditayangkannya. Karena kita dapat melihat situasi dan kondisi juga informasi di belahan bumi yang lain. Tidak hanya kita sebagai orang dewasa saja yang senang dengan adanya televisi, anak-anak pun juga senang dengan adanya televisi karena mereka sangat gemar menonton tayangan yang ada ditelevis. Televis tidak memandang umur ataupun usia, salah satu buktinya adalah orang dewasa suka menonton tayangan berita dan sinetron, dan anak-anak suka menonton tayangan kartun dan film animasi. Jika orang dewasa menonton televisi maka mereka bisa mengontrol apa yang mereka tonton dan bisa mengontrol waktu saat mereka menonton televisi. Karena mereka lebih bisa berfikir tentang apa yang mereka tonton dan untuk apa mereka mmenonton itu. Tetapi bagaimana jika yang sedang menonton itu adalah anak-anak? Apakah anak-anak bisa mengontrol dan bisa ingat waktu seperti orang dewasa? Jawabannya adalah anak-anak belum tentu bisa seperti orang dewasa untuk mengontrol dan ingat waktu disaat menonton televisi.
Anak-anak adalah usia dimana masa perkembangan fisik, perkembangan pola pikir dan perkembangan jiwa berlangsung. Anak-anak adalah usia dimana hal yang dipikirkan hanyalah kesenangan dan hiburan. Masa itulah anak-anak membutuhkan kegiatan yang aktif dan interaktif dalam kesehariaannya. Keaktifan anak-anak bisa dilakukan dengan cara bermain bola atau olah raga, bermain dengan alam sekitar dan juga membantu orang tua. Interaktifnya pun bisa didapat melalui interaksi dengan makhluk hidup di sekitarnya. Bisa dengan memberi makan hewan, menyirami tumbuh-tumbuhan dan bisa juga dengan merawat bunga yang sedang bermekaran. Kegiatan-kegiatan tersebut secara tidak langsung tidak disadari oleh anak-anak akan tujuannya, karena anak-anak hanya merasa senang dan terhibur. Oleh karena itu, anak-anak belum bisa memberikan respon seperti orang dewasa dalam segala hal tidak terkecuali disaat mereka sedang menonton tayangan televisi dan juga disaat mereka selesai menonton televisi. Dalam kesehariannya, anak-anak jaman sekarang cenderung lebih banyak melakukan aktivitas di depan layar televisi. Dari menonton film, makan sambil menonton kartun, bahkan juga belajar pun dibarengi dengan menonton sinetron. Jika berlebihan menonton televisi maka akan berdampak buruk bagi perkembangan anak yang sedang menonton televisi tersebut.
Televise itu sendiri memiliki beragam dampak bagi si penonton tak terkecuali bagi anak-anak. Bisa dampak positive dan bisa saja berdampak negative. Dampak positive dari menonton televise bagi anak-anak diantaranya adalah menambah wawasan dan pengetahuan. Contohnya distasiun televise nasional  TVRI kita bisa mengajak anak kita untuk menonton tayangan edukatif. Seperti berhitung, menghafal huruf, mengenal kebudayaan bangsa dan ada juga di chanel tersebut acara bimbingan yang mana memandu anak-anak untuk mengerjakan soal pelajaran. Dampak positif yang lainnya yaitu anak akan mendapatkan hiburan dan inspirasi. Dengan menonton televisi anak bisa mendapatkan hiburan seperti tayangan kartun yang disukai. Selain itu, anak-anak juga bisa mendapatkan inspirasi misalnya inspirasi bercita-cita seperti tokoh dalam kartun yang disukai. Misalnya bercita-cita menjadi dokter karna ada tokoh kartun idola yang berperan menjadi seorang dokter. Bagaikan dua sisi mata uang, televisi pun juga memiliki dampak negative, seperti timbulnya kekerasan pada anak-anak. Itu bisa terjadi setelah anak-anak menonton tayangan yang berbau kekerasan. Tidak hanya di film atau sinetron saja yang terdapat kekerasan, di dalam film kartun pun juga terdapat adegan kekerasan. Seperti saat tokoh kartu sedang berperang melawan musuh yang jahat. Contohnya kartun naruto dan avatar yang sering menayangkan kekerasan dalam peperangan melawan musuh. Dampak negative yang lain seperti anak menjadi malas untuk beraktivitas, karena hanya diam menonton tayangan kartun tanpa adanya interaksi. Hal tersebut akan berakibat anak menjadi lupa waktu dan kurang bersosialisasi dengan alam sekitarnya. Padahal masa anak-anak membutuhkan keaktifan dan interaktif. Dampak negative itu akan menjadi lebih parah disaat hari minggu, dimana kebanyakan stasiun televise menayangkan film animasi atau kartun dari pagi sampai sore hari.
Kita sebagai orang dewasa atau orang tua sebaiknya lebih bijak dan arif untuk selalu mengontrol anak-anak kita dan mengarahkan kepada hal-hal yang bermanfaat disaat menonton televisi tersebut. Disamping itu kita juga harus menanamkan nilai-nilai moral dan budi pekerti luhur kepada anak kita. Hal itu dapat kita lakukan misalnya dengan cara mendampingi anak disaat menonton televisi, bisa juga dilakukan dengan mengajarkan anak untuk ikut mengelompokkan tayangan-tayangan yang mereka sukai menjadi kelompok “Perlu ditonton“ (P), “Boleh ditonton“ (B), dan “Tidak bermanfaat ditonton“ (TB). Kita juga harus memberikan pengarahan dan pengertian kepada anak kita apa yang sedang terjadi dalam tayangan televisi tersebut agar si anak tidak salah mengartikan tayangan itu. Dan apabila kita menemukan tayangan yang tidak pantas untuk ditonton, kita bisa melakukan pengaduan ke lembaga yang berwenang menangani hal tersebut atau bisa juga dengan sms pengaduan.
Gunawan Budi Utomo
Pada intinya, anak-anak sangat membutuhkan keaktifan dan interaksi dalam perkembangan hidupnya untuk menjadi lebih baik. Televisi pun sebenarnya juga dapat digunakan untuk membantu perkembangan tersebut, tetapi jangan sampai berlebihan dan jangan sampai menimbulkan dampak negative akibat tayangan yang kurang baik bagi anak-anak. Karena akan mengganggu proses perkembangan menuju masa selanjutnya.

No comments:

Post a Comment